Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh.
Alat ekskresi manusia:
1. Hati
Hati terletak
pada rongga perut bagian kanan. Pada bagian kanan hati terdapat
selaput
tipis yang disebut
kapsula hepatis. Di dalam jaringan
hati terdapat
pembuluh
darah dan pembuluh
empedu yang
disatukan
oleh kapsul hati
(Kapsul Glisson). Sel-sel hati bergabung membentuk lobula dan antarlobula dipisahkan oleh ruang lakuna.
Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu secara terus-menerus. Selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan merombak protein, serta membentuk eritrosit pada janin.
Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu secara terus-menerus. Selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan merombak protein, serta membentuk eritrosit pada janin.
Sel-sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit.
Melalui
sel tersebut,
hemoglobin akan diuraikan
menjadi
senyawa
hemin, zat besi
(Fe), dan
globin.Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin
dan biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang ke luar tubuh bersama feses.
Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada feses dan urine.Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan metabolisme protein.
Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada feses dan urine.Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan metabolisme protein.
2. Kulit
Kulit memiliki
beberapa
fungsi, antara lain
sebagai
pelindung
terhadap
kerusakan
fisik akibat sentuhan
mekanis,
panas, penyinaran,
kuman-kuman, dan zat kimia; mengatur
suhu badan; mencegah
dehidrasi;
mengeluarkan
zat
sisa
berupa
keringat; dan menerima rangsangan dari luar.
Banyak tidaknya
keringat
yang dikeluarkan
seseorang
dipengaruhi
oleh beberapa
faktor, yaitu suhu lingkungan,
emosi, aktivitas
tubuh, dan psikologi.
Kulit berfungsi untuk:
-Mengeluarkan keringat
-Melindungi bagian dalam tubuh dari gesekan, kuman, penyinaran, panas dan zat kimia
-Mengatur suhu tubuh
-Menerima rangsangan dari luar
-Mengurangi kehilangan air
Proses pengeluaran keringat :
Secara normal pengeluaran keringat dipengaruhi suhu. Ketika suhu di lingkungan tinggi menyebabkan pembuluh darah yang ada di kulit melebar, maka akan banyak darah yang mengalir pembuluh daraj di kulit tersebut.
Darah tersenut banyak mengandung air, garam, dan sedikit urea, yang kemudian akan di serap kelenjar keringatberupa cairan. Yang akhirnya di keluarkan kelingkungan melalui pori-pori kulit. Faktor yang mempengaruhi keluarnya keringat: suhu, psikis dan aktivitas.
3. Ginjal
Kulit berfungsi untuk:
-Mengeluarkan keringat
-Melindungi bagian dalam tubuh dari gesekan, kuman, penyinaran, panas dan zat kimia
-Mengatur suhu tubuh
-Menerima rangsangan dari luar
-Mengurangi kehilangan air
Proses pengeluaran keringat :
Secara normal pengeluaran keringat dipengaruhi suhu. Ketika suhu di lingkungan tinggi menyebabkan pembuluh darah yang ada di kulit melebar, maka akan banyak darah yang mengalir pembuluh daraj di kulit tersebut.
Darah tersenut banyak mengandung air, garam, dan sedikit urea, yang kemudian akan di serap kelenjar keringatberupa cairan. Yang akhirnya di keluarkan kelingkungan melalui pori-pori kulit. Faktor yang mempengaruhi keluarnya keringat: suhu, psikis dan aktivitas.
3. Ginjal
Ginjal terletak
di sebelah
kanan dan kiri ruas - ruas tulang punggung.
Berbentuk
seperti
kacang ercis dan berjumlah
sepasang.
Ginjal Berfungsi
mengeluarkan zat sisa berupa urine.
Struktur ginjal:
Struktur ginjal:
a. Korteks Ginjal
(Korteks Renalis)
Mengandung
jutaan alat penyaring yang disebut Nefron. Fungsi Nefron ialah membentuk urine dengan cara filtrasi dan reabsopsi. Nefron terdiri atas Badan Malpighi dan Tubulus.
Badan
Malpighi tersusun
dari Kapsul Bowman dan Glomerulus. Kapsul Bowman berbentuk seperti piala yang melingkupi Glomerulus. Glomerulus merupakan
gumpalan
jalinan
kapiler
darah pada cekungan
Kapsul
Bowman. Pembuluh
yang menuju
Glomerulus disebut
Arteriol
Aferen, sedangkan
pembuluh
yang meninggalkan Glomerulus disebut
Arteriol
Eferen.
b.
Sumsum Ginjal
(Medula Renalis)
Pada sumsum ginjal terdapat
suatu jaringan
berbentuk
kerucut
yang disebut
Piramid.
Piramid mengandung banyak pembiluh dan berguna untuk mengumpulkan hasil
ekskresi. Cairan yang terkumpul pada piramid akan disalurkan melalui
saluran pengumpul menuju Pelvis
Renalis (Rongga
Ginjal). Selanjutnya pelvis renalis berhubungan dengan uretra yaitu saluran yang mengalirkn urine ke kantong kemih
Proses pembentukan urine:
Di
dalam kapsul bowman ada glomerulus, di situ terjadi filtrasi
(penyaringan) yang disaring adalah zat-zat besar (glukosa, protein)
sedangkan zat-zat kecil tidak, dan hasilnya adalah cairan yang
mengandung molekul-molekul kecil (urine primer), kemudian ke tubulus
proksimal dan terjadi reabsorpsi (penyerapan kembali).
Zat-zat yang di serap adalah glukosa, asam amino sehingga menjadi urine sekunder. Selanjutnya urine sekunder tersebut mengalir ke lengkung henle dan terjadi reabsorpsi apabila masih ada zat yang lolos.
Kemudian urine sekunder ini ke tubulus distal dan terjadi reabsorpsi lagi dan augmentasi (penambahan ion, urea), dan hasilnya adalah urine sesunguhnya kemudian dialirkan ke tubulus pengumpul, pelvis renalis (rongga ginjal), ureter, kandung kemih, dan uretra.
4. Paru-paru
Zat-zat yang di serap adalah glukosa, asam amino sehingga menjadi urine sekunder. Selanjutnya urine sekunder tersebut mengalir ke lengkung henle dan terjadi reabsorpsi apabila masih ada zat yang lolos.
Kemudian urine sekunder ini ke tubulus distal dan terjadi reabsorpsi lagi dan augmentasi (penambahan ion, urea), dan hasilnya adalah urine sesunguhnya kemudian dialirkan ke tubulus pengumpul, pelvis renalis (rongga ginjal), ureter, kandung kemih, dan uretra.
4. Paru-paru
Paru-paru merupakan
alat tubuh yang
bertugas
mengeluarkan zat
sisa berupa karbon
dioksida (CO2) dan
uap air dalam kaitannya
sebagai
alat ekskresi.
Gas karbon dioksida merupakan
sisa
proses metabolisme
dalam jaringan
yang diangkut
oleh darah ke paru-paru dan berdifusi
dalam
alveolus.
Oksigen yang masuk ke paru-paru berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat yang sama, CO2 dari sel-sel tubuh masuk ke dalam darah. Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah masuk ke dalam kapiler paru-paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.
Oksigen yang masuk ke paru-paru berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat yang sama, CO2 dari sel-sel tubuh masuk ke dalam darah. Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah masuk ke dalam kapiler paru-paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.