Berbicara mengenai masalah remaja tidak akan habis-habisnya, namun saya hanya menyumbangkan sebagian kecil pemikiran masalah kenakalan remaja yang mungkin saja berguna untuk menambah pengetahuan para pembaca.
Saat
ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin
ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan
pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi
tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari
peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang.
Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang
menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.
Disatu pihak remaja berusaha berlomba2 dan bersaing dalam menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja berusaha menghancurkan nilai2
moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita
semua. Memang tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan
remaja, tetapu lama-kelamaan menuju suatu tindakan kriminalitas yang
sangat meresahkan.
Pada
umumnya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang berumur antara
15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang beralihnya masa
anak2 menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa mereka masih
labil dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka berbuat
sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan dalam
mencari jati diri mereka sebenarnya.
Kenakalan
remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin agar
tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat
merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa.
Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia punya masalahnya sendiri2,
termasuk periode remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah
mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi, yaitu: pertama; ketika masih
anak2, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang2
dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman
dalam menghadapi masalah. Kedua; karena remaja merasa dirinya telah
mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dari orang
dewasa.
Remaja pada umumnya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan2 sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahan2 ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern.
Arus
perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat
individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin raksasa
daripada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu
keyakinan akan identitas dir sebagai seorang pribadi.
Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain:
a. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yang tinggal hanya kata2 indah.
b. Sikap apatis
Sikap
apatis merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat
yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini
terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di
masyarakatnya.
c. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata
stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum
muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian”
(memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, s*ks dan
lainnya).
d. Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan
untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis,
membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun
efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat.
Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
e. Perasaan tidak berdaya
Perasaan
tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin
menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau
tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk
pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya
menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik
atau ijazah.
f. Pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar tindakan2
negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan s*ks pada mulanya
berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa
ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.
Bentuk2 dari perbuatan yang anti sosial antara lain:
a. Anak2 muda yang berasal dari golongan orang kaya yang biasanya memakai pakaian yang mewah, hidup hura2 dengan pergi ke diskotik merupakan gaya hidup mewah yang tidak selaras dengan kebiasaan adat timur.
b. Di
sekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti bolos,
terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
c. Ngebut,
yaitu mengendarai mobil atau motor ditengah-tengah keramaian kota
dengan kecepatan yang melampaui batas maksimum yang dilakukan oleh para
pemuda belasan tahun.
d. Membentuk kelompok (geng2) anak muda yang tingkah lakunya sangant menyimpang dengan norma yagn berlaku di masyarakat, seperti tawuran antar kelompok.